A.Pengertian
Penyakit katub jantung menyebabkan kelainan pada aliran darah yang melintasi katub tersebut.Pada katub yang normal,keempat katub jantung, 2 katub atrioventrikuler, yaitu dari atrium ke ventrikel,dan 2 katub semilunar yaitu pulmonal dan aorta, dari ventrikel ke sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik.Daun katub sangat responsif, sehingga perbedaan tekanan yang kecil ( kurang dari 1 mmHg ) antara 2 ruang jantung, sudah mampu membuka dan menutup daun katub tersebut.
Katub yang terserang panyakit dapat menimbulkan 2 jenis gangguan :
1. Insufisiensi / Regurgitasi katub.
Daun katub tidak dapat menutup dengan rapat sehingga darah dapat mengalir balik.Regurgitasi katub menyebabkan peningkatan beban volume dan dilatasi ruang jantung yag menerima darah balik.
2. Stenosis katub.
Lubang katub mengalami penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan.Stenosis katub meningkatkan afterload dan menyebabkan hipertropi pada atrium dan ventrikel karena memompa darah melawan peningkatan tekanan
Disfungsi katub dapat terjadi bersamaan,mungkin stenosis dan regurgitasi ( lesi campuran ).
B. Etiologi
Penyebab penyakit katub dapat dibagi atas reumatik ( lebih dari 90 % kasus ) dan non reumatik.Reumatik atau yang dikenal dengan RHD ( Rheumatic Heart Disease ) merupakan penyebab penyakit jantung paling umum,yang biasanya terjadi sejak masa kanak-kanak.Jaringan yang diserang pada demam rematik meliputi lapisan dari katub jantung,kulit,sendi dan otak.RHD adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Streptococcus Beta Hemoliticus group A yang menginfeksi saluran atas ( infeksi tenggorokan ) dan umumnya dibutuhkan waktu 2-3 minggu sampai timbul gejala-gejala demam rematik.
Patogenesis demam rematik secara pasti tidak diketahui.Mekanismenya berhubungan dengan reaksi autoimun terhadap infeksi streptococcus yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan atau manifestasi demam rematik.
Untuk menegakkan diagnosis demam rematik dipakai kriteria diagnostik Dr.T.Ducket Jones,yang dibagi dalam 2 kelompok,Kriteria Mayor dan Kriteria Minor.
Adanya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam rematik.Adanya kuman streptococcus group A pada sediaan apus tenggorokan,dan adanya peningkatan titer ASTO memperkuat diagnosis.
C. Tanda dan Gejala
1. Kriteria Mayor :
- Karditis.Bisa berupa pericarditis,miocarditis,endocarditis atau ketiganya ( pancarditis ). Inflamasi pericarditis dapat menghasilkan cairan serosa pada rongga pericardium,menyebabkan nyeri precordial dan pada auskultasi terdengar friction rub.Miocarditis merupakan inflamasi interstisiil jantung yang dapat mengganggu konduksi jantung dan payah jantung.Sedangkan endocarditis,merupakan inflamasi yang meluas,menimbulkan scarr pada katub jantung.Carditis jarang terdeteksi,karena tidak menimbulkan gejala,biasanya dideteksi pada saat pasien meminta pertolongan karena arthitis atau chorea.
- Poliartritis Migrans.Artralgia dan artritis pada demam rematik umumnya mengenai lebih dari satu sendi dan berpindah-pindah.
- Chorea.Merupakan gangguan saraf yang mengakibatkan gerakan bagian-bagian tubuh tidak terkendali,lemah otot dan gangguan emosi.
- Nodul Subcutan.Terlihat sebagai tonjolan-tonjolan yang keras dibawah kulit tanpa perubahan warna dan rasa nyeri.Biasanya timbul pada minggu pertama serangan dan menghilang setelah 1-2 minggu.Jarang ditemukan pada orang dewasa.
- Eritema Marginatum.Berupa bercak kulit ( rash ) dan umumnya ditemukan di tubuh,kadang-kadang pada bagian proximal ekstremitas,tetapi tidak di wajah.Jarang ditemukan pada orang dewasa.
2. Kriteria Minor :
- Artralgia
- Demam
- C reaktif protein positif,peningkatan sedimentasi eritrosit,P-R interval memanjang pada EKG
Demam rematik sering terjadi pada negara sedang berkembang dimana kondisi sosial ekonominya, sanitasi, pemukiman dan layanan kesehatan masih minim.Tata laksana demam rematik disamping memperbaiki kondisi diatas adalah dengan tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai dengan keadaan jantungnya. Selanjutnya pemberian profilaksis pada episode awal paringitis streptococcus,dengan pemberian injeksi Penicillin G 500 mg pada dosis I dilanjutkan 4 x 250 mg/hari selama 10 hari.Jika pasien alergi penicillin G,diberikan Clarithromycin 2 x 500 mg/hari selama 7-14 hari atau Clindamycin 3x150 mg/hari.Pasien juga diberikan terapi salisilat dan kortikosteroid untuk mengurangi nyeri dan inflamasi
Penyebab lain penyakit katub jantung :
- Perubahan degeneratif jaringan,misalnya myxcoma,calsifikasi.
- Trauma/infeksi.
- CHD ( Coronary Heart Disease ), Myocardial infarction dengan ruptur muscullus papillaris,yang menyebabkan disfungsi katub atrioventrikuler.
- Kelainan kongenital.
- Penyakit sistemik misalnya lupus erytematous dan scleroderma.
D. Pengkajian ( Pengkajian Fokus )
a. Data Subyektif :
- Riwayat demam rematik
- cepat lelah
- DOE
- PND
- riwayat nyeri dada
- Sistem Respirasi : Dyspnoe,orthopnoe,PND,sianosis,rales.
- Sistem Kardiovaskular : Bunyi jantung abnormal,thrill sistolik murmur,diastolik murmur,AF.takikardia, hipotensi,narrow pulse - - pressure,pulsasi perifer lambat,riwayat sinkope.
- Sistem Gastrointestinal : asites,hepatomegali,mual,muntah, dan nyeri lambung.
- Sistem Integumen : diaphoresis,sianosis,clubbing,periperal edema.
- Sistem Neurologi : pusing dan nyeri.
- Rontgen thorax : pembesaran ruang-ruang jantung.
- KG : aritmia
E. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Timbul
- Penurunan curah jantung berhubungan dengan kerusakan katub jantung.
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen sekunder dengan penurunan curah jantung dan hipertensi pulmonal.
- Kelebihan cairan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan darah ke seluruh tubuh.
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan bendungan paru.
- Resiko tinggi terjadi komplikasi emboli sistemik dan emboli pulmonal berhubungan dengan lepasnya katub jantung.